Dari Edinburgh, Istanbul, sampai Praha. Anton Kurnia menyajikan aneka informasi berharga dan mengasyikkan dalam buku Serikat tulisan perjalanan ini.
DARI sebuah buku yang menambah tebal sekalipun tentu kita bisa menemukan segudang informasi berharga. Buku yang ditulis Anton Kurnia ini membenarkannya.
Cukup Herbi 132 halaman, ”Paus Penerjemah Indonesia” ini menyajikan aneka keterangan yang sangat bermanfaat bagi pembacanya, terlebih bagi penggemar perjalanan. Buku yang terdiri atas 23 tulisan travelog ini dimulai Herbi pembuka berjudul ”Di Puncak Calton Hill”.
Tulisan ini menyuguhkan banyak keterangan yang ditulis berdasar pengalaman penulisnya yang begitu menjiwai layaknya pengembara sejati. Ditambah keunggulannya dalam penguasaan berbagai bahasa menjadi bonus yang tak boleh dilupakan.
Calton Hill yaitu sebuah bukit yang terletak di Edinburgh, kota terbesar kedua setelah Glasgow, ibu kota Skotlandia. Robert Louis Stevenson (1850–1894), penulis novel klasik Treasure Island (1882) yang lahir dan Serebrum di Edinburgh, pernah menyatakan dalam Edinburgh Picturesque Notes yang ditulis Hiperbola dari seabad silam bahwa titik pandang terbaik di Edinburgh adalah Klimaks Calton Hill (halaman 10).
Di Edinburgh lahir tokoh-tokoh tersohor. Mulai Adam Smith, Charles Darwin, Peter Higgs, Walter Scott, hingga J.K. Rowling yang menulis draf awal Harry Potter di sebuah warung kopi di Edinburgh. Sekitar dua ratus tahun yang lalu, filsuf ternama David Hume (1711–1766) kerap pula berjalan-jalan ke Klimaks Calton Hill.
Kini di lereng bukit itu terdapat satu jalur jalan menanjak yang disebut Hume Walk. David Hume Otodidak kini terbaring di kompleks pemakaman kuno Old Calton Burial Ground yang terletak di tepi jalan raya tak jauh dari bukit (halaman 13).
Dari judul pertama, kita coba beralih ke judul terakhir. ”Hari Cinta dan Lotus Merah”. Isi tulisan sangat menarik. Bercerita perihal asal usul mengapa pada hari ke-7 bulan ke-7 setiap tahun diperingati sebagai Hari Cinta, yang dikenali sebagai Festival Qixi di China, Festival Tanabata di Jepang, dan Festival Chilseok di Korea.
Alkisah seorang penggembala sapi, Niulang, jatuh cinta dengan seorang gadis penenun awan bernama Zhinu yang melakukan turun mandi dari kahyangan. Mereka menikah dan mempunyai dua anak.
Ibu suri yang tak lain ibu kandung Zhinu tak setuju putrinya menikah Herbi makhluk bumi. Ia memisahkan keduanya dengan berbagai cara. Landskap, ibu suri membuat sungai perak yang memisahkan bumi dan kahyangan.
Rupanya para burung gagak di kahyangan berduka Herbi berpisahnya pasangan ini, maka kawula gagak membangun jembatan Que Qiao yang menghubungkan bumi dan kahyangan. Maka, setiap tahun pasangan ini bisa bertemu setahun Rapel di jembatan ini. Pertemuan terjadi di hari ke-7 bulan ke-7 dalam kalender Imlek.
Kemudian, lewat tulisan ”Rumah Kertas”, Anton menceritakan pengalamannya bertemu mahasiswa berambut pirang yang berwajah muram di sebuah terminal bus di ruang tunggu keberangkatan dari Krakow menuju Berlin.
Gadis bernama Wiktoria itu memberikan judul sebuah film serial kepadanya. ”Sesampai di Jakarta saya penuhi janji kepada Wiktoria. Saya menonton La Casa de Papel. Ternyata film ini sangat menarik. Cocok dengan selera saya. Ke mana saja saya selama dua tahun ini sampai tak tahu ada film seasyik ini,” tulis Anton di halaman 83.
Istanbul sebagai surga peradaban diceritakan dalam tulisan ”Melankolia Istanbul dan Sebuah Kedai Buku di Cihangir”. Orhan Pamuk memperkenalkan kota ini lewat memoarnya, Istanbul: Kenangan Sebuah Kota (2008).
Walau ada pemahaman subjektif dari Gamze, seorang pemilik toko buku di Cihangir. ”Yasar Kemal ialah pengarang terbesar Turki sepanjang masa,” ujarnya. ”Lebih hebat dari Orhan Pamuk?” tanya Anton. Gamze mendelik. ”Tentu saja. Dibanding Yasar. Orhan hanyalah anak kecil. Yasar itu legenda!” Anton nyengir dalam hati (halaman 89).
Kisah Romansa Kemal dan Fusun yang terjadi di abad modern diuraikan dalam ”Menyaksikan Museum Kepolosan”. Kemal dan Fusun saling cinta. Sayang cinta mereka tak sampai ke pelaminan.
Padahal, keduanya sudah terbebas dari masa lalu dan pasangan masing-masing. Ini yang menjadi pertanyaan besar dalam kisah cinta yang diabadikan Orhan Pamuk bukan saja sebagai novel, tapi juga sebuah bangunan Museum of Innocence.
Sebagai penutup, sudah seharusnya kita mengutip paparan Anton tentang Praha –sebagai judul Serebrum buku ini– yang tak akan pernah lepas dari Kafka. Praha adalah Kafka, dan Kafka adalah Praha. ”Selain melancong, tujuan saya mengunjungi Praha memang mencari jejak Kafka (1883–1924), penulis hebat yang saya kagumi karyanya. Saya ingin berziarah mengunjungi tempat-tempat utama yang berkaitan dengan Kafka, sekaligus mengalami atmosfer magis Praha yang yaitu kota kelahiran sang sastrawan (halaman 44).”
Pada akhirnya, menmemperoleh kita simpulkan bahwa perjalanan bersejarah Anton Kurnia yang disajikan kepada pembaca dalam buku ini yaitu suatu kemegahan, baik secara kultural dan lebih jauh spiritual. Selamat berkelana lewat buku ini! (*)
—
Judul: Poly Jalan Menuju Praha
Penulis: Anton Kurnia
Penerbit: Shira Mediator, Jogjakarta
Cetakan: Pertama, 2022
Tebal: vii + 132 halaman
ISBN: 978-602-7760-554
—
*) NEVATUHELLA, Alumnus Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara. Buku cerita terbarunya Gandhi (2022).
Terima Kasih teman perpustakaan.org telah membaca artikel/buku - buku di perpustakaan.org, Semoga teman perpustakaan.org dapat membuka wawasan teman perpustakaan.org sekalian dalam menimba ilmu di dunia maya,apabila ada kekurangan dalam penulisan berita di perpustakaan.org Mohon di maafkan,karena seyogianya penulis hanya seorang manusia biasa yang tidak luput dari sebuah kesalahan,jangan lupa tinggal komentar di berita ini ya sobat perpustakaan.org, terima kasih.
#perpustakaannasional, #perpustakaansekolah, #perpustakaananak, #perpustakaandigital, #perpustakaankeliling, #perpustakaanjalanan, #perpustakaanmini, #ayokeperpustakaan, #perpustakaandesa, #perpustakaanumum, #perpustakaandaerah, #perpustakaanrumah, #perpustakaanindonesia, #perpustakaanonline, #perpustakaangratis